ULUMUL QUR'AN
Rabu, 02 Maret 2016
Selasa, 03 November 2015
AYAT PERTAMA TURUN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Banyak pendapat mengenai ayat yang pertama turun dan ayat terakhir turun.
Dari berbagai pendapat tersebut, tentunya masing-masing memiliki alasan yang bisa
dipertanggung jawabkan. Ada penjelasan bahwa ayat yang pertama turun adalah
Surat Al-Alaq.
Ungkapan bahwa Rasulullah SAW
menerima Al-Qur`an yang diturunkan kepadanya itu mengesankan suatu
kekuatan yang dipegang seseorang dalam menggambarkan segala yang turun dari
tempat yang lebih tinggi. Hal itu karena tingginya kedudukan Al-Qur`an dan
agungnya ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia,
menghubungkan langit dan bumi, dan dunia dengan akhirat. Pengetahuan mengenai
sejarah perundang-undangan Islam dari sumber pertama dan pokok yaitu Al-Qur`an
akan memberikan kepada kita gambaran mengenai pentahapan hukum dan
penyesuaiannya dengan keadaan tempat hukum itu diturunkan, tanpa adanya
kontradiksi antara yang lalu dengan yang akan datang. Hal demikian memerlukan
pembahasan mengenai Ayat apa yang pertama kali turun dan Ayat apa yang terakhir
kali turun.
Dengan demikian, permasalahan ini
penting untuk ditelaah mengingat masih banyaknya pendapat tentang ayat apa
sebenarnya yang pertama turun dan yang terakhir turun?.
B.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana
pendapat para Ulama atau Sohabat tentang
Ayat pertama dan Ayat terakhir?
b.
Apa yang menjadi dasar terhadap pendapat ulama atau sohabat yang kelihatannya tidak sependapat tentang
ayat pertama dan ayat terakhir turun?
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an
mulai diturunkan kepada Nabi ketika sedang berkhilwat di Gua Hira’ pada malam
Isnen, bertempatan dengan tanggal 17 Romadhon Tahun 41 dari kelahiran Nabi
Muhammad SAW. 06 Agustus 610M[1].
A. Ayat
Pertama Turun
Ada
empat pendapat tentang Ayat pertama turun :
1.
Pendapat
pertama ada yang mengatakan bahwa ayat yang mula-mula turun adalah surat
Al-Fatehah, pendapat ini berdasarkan Riwayat Maisarah, melalui Abu
Ishaq,katanya Setelah rosululloh SAW mendengar suara lalu beliau melarikan
diri, rosululloh sendiri yang menyebutkan turun Malaikat kepadanya. Kata
malaikat itu Bacalah [2].
Segala
Puji bagi Alloh,Tuhan semesta Alam (sampai akhir Ayat)
Pendapat ini juga
dikemukakan oleh Al Imam Muhammad ‘Abduh, katanya bahwa surat yang mula-mula
turun adalah Al-Fatihah[3]
dengan alasan :
a. Terletak
dipermulaan Al Kitab(Al-Qur’an)
b. Mengingat
kandungannya yang lengkap, melengkapi segala isi Al--Qur’an, yang menyebabkan
kita harus memandangnya Fihris ringkas lengkap bagi segala isi Al-Qur’an
c. Hadist
yang diriwayatkan Al Baihaqi dalam Kitab Dalilun Nubuwah.
2. Pendapat
kedua ada juga yang mengatakan Ayat yang turun pertama ialah
Bismillah itu turun
sebagai sumber pengambilan bagi setiap surat[4].
Hadis- hadis yang menerangkan ini adalah
Mursal (sanadnya terputus).
3. Pendapat
ketiga adalah surah Al-Alaq ayat 1-5
Artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Pendapat
ini [5]Menurut
Hadis Syaikhan, Aisyah mengatakan Awal pertama (permulaan) Rosululloh SAW menerima
wahyu berupa mimpi shadiq di waktu tidurnya. Tidak pernah beliau bermimpi
seperti itu selama ini. Datang kepadanya seperti Falak di waktu subuh. Sudah
itu dia ingin hendak bersunyi-sunyi diri. Maka pergilah beliau ke Gua Hira’.
Disinilah (Gua Hira’) beliau sendiri sampai beberapa malam. Dan untuk itu
beliau menyiapkan perbekalan. Sudah itu beliau kempali ke Siti Khadijah. Oleh
Khadijah dipersiapkan perbekalan seperti yang pertama. Demikianlah sampai
turunnya Wahyu. Di waktu itu beliau berada di Gua Hira’,datang kepadanya
malaikat. Kata Malikat itu “Bacalah”. Kata Rosul “Aku tidak pandai membaca’’.
Maka diambilah Aku dan dirangkulnya kuat-kuat sehingga Aku kepayahan. Sesuadah
itu dilepaskannya Aku kembali,seraya berkata “Bacalah”.Kataku “Aku tidak pandai
membaca”. Aku dirangkulnya kedua kalinya sehingga Aku kepayahan. Sesudah itu
dilepaskannya kembali, seraya berkata “Bacalah”. Kataku “Aku tidak pandai
membaca”. Lantas Aku dirangkulnya untuk ketiga kalinya. Sudah itu dilepaskannya
kembali seraya berkata “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan engkau yang
menjadikan”. Sesudah itu badan Rosululloh gemetar dan kemudian pulang
kerumahnya.
Kemudian menurut
pendapat lainnya yaitu Hadist yang diriwayatkan oleh Ath Tharbary dari Abdulloh
Ibnuz Zubair[6],
ujarnya :
Bersabdalah Rosululloh
SAW : maka datanglah kepadaku jibril, dan kala itu aku sedang tidur, Jibril
membawa selembar namath (kain berwarna) dari sutera, padanya ada Tulisan
(suratan). Jibril berkata “Iqra (Bacalah)”. Maka akupun menjawab bahwa Aku
tidak bisa membaca. Karena itu aku dipeluknya erat-erat, hingga Aku sangka bahwa
aku akan mati. Kemudia Dia lepaskan Aku, seraya berkata pula : Iqra’(bacalah).
Apa yang akan aku baca? Aku mengatakan demikian hanya supaya dia jangan kembali
lagi memeluk aku erat-erat dan kuat-kuat sebagai yang sudah, Dia berkata surat
Al-Alaq 1-5. Setelah itu ia pun pergi. Sesudah ia pergi akupun bangun dari
tidurku, dan seolah-olah telah termateri dijiwaku suatu Tulisan (Kitab)
4.
Ada pula orang
yang mengatakan bahwa ayat yang pertama turun ialah firman Alloh yang berbunyi
:
Artinya :
Hai orang yang berkemul (berselimut).
Kataku, Apakah Tidak :
Aku Katanya Apakah
tidak aku sampaikan kepadamu Hadis yang kami terima dari Rosululloh SAW. Kata
Nabi SAW “Aku berjalan-jalan sekekliling Hira’. Setelah berkeliling,turunlah
wahyu. Ketika Aku sedang berada dalam lembah. Aku menoleh ke depan, ke
belakang, ke kanan, dan ke kiri, sudah itu Aku melihat kelangit. Maka Dia (
Jibril) Mengambil Aku yang sedang gemetar. Aku pulang kepada Khadijah, Aku
suruh orang-orang agar Aku dislimuti. Lantas Alloh menurunkan Ayat :
Artinya :
Hai orang yang beselimut, bangunlah, maka berilah
peringatan.
Kata Jabir RA. Aku pernah mendengar Rosululloh SAW
menyampaikan sepotong Hadis tentang fitrotul wahyu. Kata Nabi dalam Hadisnya
itu, diwaktu aku sedang berjalan-jalan lalu aku mendengar suara dari langit.
Lalu aku angkat kepalaku. Malaikat yang datang kepadaku digua Hira’ itu kini sedang
duduk diatas kursi, antara Bumi dan Langit. Lalu aku kembali, kataku selimuti
aku,maka orang-orang menyelimuti aku.
Didalam Hadis ini
diberitahukan tentang malaikat yang datang padanya diGua Hira’ tadinya itu. Dan
dalam hadis Aisyah RA dikatakan bahwa turun surat Al-alaq 1-5 digua
Hira’,inilah wahyu pertama. Sesudah itu terjadi masa Fitrah (masa kekosongan
wahyu). Didalam Hadis Jabir dikatakan bahwa wahyu itu berurut-urut datangnya
sesudah turun aturan ayat,
Dengan demikian maka taulah kita secara mutlak Al-alaq
1-5 yang pertama turu. Sesudah itu baru surat Al-Mudatsir. Demikian pula
menurut Ibnu Hiban dalam sohihnya. Tidak ada pertentangan antara kedua Hadis
ini.
Ayat yang pertama diturunkan ialah :
Sekarang jelaslah persoalannya, yaitu setelah turun
kepada Nabi SAW surat Al-Alaq 1-5 dia kembali kerumah lantas berselimut.
Setelah itu turun Ya Ayyuhal Mudastir.
B.
Ayat
Terakhir
1. Pertama,
ada orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir turunnya ialah ayat yang
mengenai riba[9].
Menurut Hadis Bukhori dan Ibnu Abbas katanya : ayat yang terakhir diturunkan
Tuhan Kepada Muhammad SAW adalah ayat tentang Riba. Yang dimaksud dengannya
ialah firman Tuhan yang berbunyi :
Artinya
:
Hai
orang-orang yang beriman,bertakwalah kamu kepada Alloh dan tinggalkanlah Riba(QS
Al-Baqarah : 278)
2. Kedua,
adapula orang yang mengatakan pula ayat yang terakhir diturunkan Alloh ialah
firman Tuhan yang berbunyi :
Artinya:
Dan peliharalah dirimu (adzab yang
terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu sekalian dikembalikan oleh Alloh
(QS Al-Baqarah : 281)
Sedangkan
[10]menurut
Hadis yang dirawikan An Nasa’i dan lainnya, dari Ibnu Abbas dan Said bin Jubair
RA, mengatakan bahwa ayat yang Al-qaur’an yang terkhir turunnya yang berbunyi :
Dan takutlah kamu terhadap Adzab yang
terjadi pada hari yang waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Alloh SWT.(QS
AtTaubah 128-129)
3. ketiga,
adapula orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir diturunkan oleh Alloh
yaitu ayat yang mengenai utang piutang. [11]Menurut
hadis yang diRawikan dari Said bin Al-Musayab mengatakan bahwa telah sampa
kepadanya berita Al-Qur’an mengenai janji di Arasy itu ialah yang mengenai
utang piutang. Yang dimaksud ialah ayat yang berbunyi:
Artinya
:
Hai
Orang-orang beriman apabila kamu bermuamalah, tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya (QS Al-Baqarah : 282)
Apabila
dikumpulkan ketiga Riwayat ini maka ketiga ayat tersebut diturunkan sekaligus.
Seperti yang tersusun pada mushaf. Ayat Riba,wattakuyauman,dan ayat utang
piutang. Terdapat pada suatu kisah diberitahukan bahwa tiap-tiap isi perawi
yang merawikan tentang ayat-ayat yang terkhir diturunkan adalah Sahih.
4. Keempat,
adapula orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir ialah ayat Kalallah. [12]Menurut
hadis Saikhan dari Al Bar’a bin Azib katanya, ayat yang terakhir diturunkan
Alloh yaitu ayat yang berbunyi:
Artinya
:
Mereka
meminta Fatwa kepadamu (tentang Kalallah) katakanlah,Alloh memberi fatwa
kepadamu tentang kalallah (QS An Nisa 176)
5. Kelima,
ada pula yang mengatakan bahwa ayat terakhir diturunkan ialah firman Tuhan yang
berbunyi:
Artinya
:
sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rosul dari Golongan kamu sendiri (QSAtTaubah :128)
sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rosul dari Golongan kamu sendiri (QSAtTaubah :128)
Dalam
pendapat ini juga ada didalam [13]Kitab
Am Mustadrik,dari Ka’ab,katanya Akhir yang turun ialah Laqad ja akumrosulun min
anfusikum.sampai akhir ayat.
6. Keenam,
ada pula yang mengatakan bahwa ayat yang terakhir turun ialah surat Al Maidah.
Sebagai mana yang telah dirawikan oleh Tirmizi dan Hakim, Aisyah mengatakan Aku
perkenankan bahwa yang dimaksud terkhir turunnya ialah ayat yang mengenai halal
dan haram. Ayat ini tidak menasikhan Hukum.
7. Ketujuh,ada
pula yang mengatakan ayat terakhir turunnya ialah firman Tuhan yang berbunyi :
Artinya
:
Maka
Tuhan mereka memperkenankan permoonannya (dengan berfirmn). Sesungguhnya Aku
tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik
laki-laki maupun perempuan (karena)sebagian kamu adaah turunan yang sebagian
lagi(QS Al-imron 195)
[14]Menurut
Hadis yang dirawikan oleh Marduwiyah via Mujtahid, dari Umu salamah, katanya
Ayatterakhir turunnya ialah ayat yang berbunyi maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka (dengan berfirman)
Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara
kamu. Sampai akhir ayat. Yang ini pernah dtanyakan. Ya rosululloh mengapa
yang diperhatikan Alloh hanya Laki-laki yang Dzikir,bukan perempuan? Ketika itu
turunlah ayat yang berbunyi:
Artinya
:
Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Alloh kepada sebagian
kamu lebih bayak dari yang sebagian lagi (QS An Nur:32)
Dan diturunkan pula
ayat yang berbunyi :
Artinya
:
Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan (QS Al Ahzab 35)
Dari
ketiga ayat tersebut diatas maka ayat inilah yang terakhir turunnya. Sudah itu
diturunkan pula yang khusus bagi laki-laki. Dari riwayat itu jelaslah bahwa
ayat tersebut yaitu akhir turun dari ketiga ayat tersebut. Akhir ayat yang
turun itu dinisbahkan kepada apa yang tersebut dalam surat (QS An Nisa’ 32)
8. [15]Menurut
Hadist Riwayat Bukhori dan lainnya,dari
Ibnu Abbas RA katanya ayat yang berbunyi barang siapa yang membunuh
orang mukmin dengan sengaja,maka balasannya ialah jahanam. Yang diMaksud disini
adalah QS:An Nisa 93
Artinya
:
Dan
barang siapa membunuh orang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
jahannam. Dia kekal didalamnya, dan Alloh murka kepadanya dan mengutukannya
serta menyediakan adzab yang besar baginya (QS An Nisa 93)
9. Hadis
dari Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa surat terkhir yang diturunkan ialah surat
An Nashr[16]:
Artinya
:
Apabila
datang pertolongan Alloh dan kemenangan (QS An Nashr :1)
10. Menurut
pendapat Jumhur, ayat yang terakhir adalah surat Al Maidah : 3
Artinya
:
Pada
hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku telah cukupkan untukmu
nikmatku dan aku telah pilih (Aku Ridhoi) Islam menjadi agamamu (QS Al Maidah :
3)
Ayat ini turun di Arafah pada tahun Haji Wada. Pada Akhirnya
menunjukan kesempurnaan segala yang fardhu dan hukum-hukum. Diatas telah
dikemukakan tentang apa yang dirawikan dalam hal turunnya ayat
Riba,utang-piutang,kalalah dan lain-lain. [17]Menurut
pengertian As Said Muhammad Rasyid Ridlo, bahwa Imam Ibnu Jarir menukil dari Tafsirnya, bahwa
para Ulama sepakat menetapkan bahwa wahyu tidak berhenti-henti turunya kepada
Rosul sampai Rosululloh Wafat. Bahkan kala Rosululloh hampir wafat lebih rapat
lagi turunnya wahyu.
Semua pendapat yang diatas tidak satu jua pun yang dari Nabi
SAW. Karena itu harus dilakukan Ijtihad dan menyambunh hal-hal yang masih
dikeragui. Barangkali pengertian bahwa tiap-tiap berita mengenai surat yang
terakitu didengar dari rosul. Atau perkataan yang demikian di’itbarkan dengan
surat yang sempurna turun.
[18]Kata
Qadhi Abu Bakar Al-Baqakany dalam kitabnya, Al Intishar, mengatakan mengenai
perbedaan Riwayat tentang ayat terakhir yang diturunkan Tuhan itu maka disini
tidak satupun yang bersumber dari Nabi SAW. Karena itu boleh melakukan Ijtihad
dan membuat hal-hal yang masih diragukan. Barangkali tiap-tiap orang-orang
memberitakan tentang apa-apa yang
didengarnya dari Nabi pada hari wafatnya, atau beberapa hari sebelum wafat.
Selain dari itu kemudian adapula orang yang mengatakan katanya dia pernah
menengar dari Nabi,padahal dia tidak pernah mendengarkannya sama sekali. Dan
barangkali pula mungkin ayat inilah yang terkhir dibaca oleh Nabi SAW.
Disamping ayat-ayat turun lainnya.
C.
Kesimpulan
a. Ayat
Pertama
Dari
sekian pendapat yang mengenai Ayat pertama turun yang paling sohih ialah surat
Al-alaq 1-5. Dasar pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari
dan Muslim, dan lainnya, dari Aisyah tentang turunnya wahyu kepada Nabi SAW di
gua Hira. Kemudian “Ya ayyuhal muddatstsir." Ini didasarkan pada hadits
Bukhari dan Muslim dari Abu Salamah bin Abdirrahman.
Hadits
tersebut menjelaskan bahwa pertanyaan yang dimaksud adalah mengenai surat yang
diturunkan secara penuh. Jabir menjelaskan bahwa surat Al-Muddatstsir-lah yang
turun secara penuh sebelum surat Iqrah' (Al-Alaq) selesai diturunkan semuanya.
Maka
ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun secara mutlak adalah Iqra' dan surat
yang pertama diturunkan secara lengkap, dan pertama setelah terhentinya wahyu
ialah "Ya ayyuhal muddatstsir." Atau bisa juga dikatakan bahwa surat
Al-Muddatstsir turun sebagai tanda kerasuluannya, sedangkan ayat
"Iqra" turun sebagai tanda kenabiannya.
b. Ayat
Terakhir
Berbagai pendapat mengenai yang terakhir diturunkan tetapi semua pendapat
ini tidak mengandung sesuatu yang dapat disandarkan kepada Rasulullah SAW, masing-masing
merupakan ijtihad atau dugaan. Tetapi
menurut Ulama Jumhur yang terakhir turun ialah surat Al
Maidah : 3 yang Artinya : Pada hari ini
telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku telah cukupkan untukmu nikmatku
dan aku telah pilih (Aku Ridhoi) Islam menjadi agamamu (QS Al Maidah : 3)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Quthan,
Mana’ul ,1993,Pembahasan ilmu Al Qur’an,
Rineka Cipta,jakarta.
2.
Ash-Shiddieqy,Hasbi.M.T.Dr.Prof,
1992,Sejarah dan pengantar ilmu Al
Qur’an, Bulan Bintang,Jakarta.
[1] Prof.
Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, sejarah dan
pengantar ilmu Al-Qur’an,hal 37
[2] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal 73
[3] Prof.
Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, sejarah dan
pengantar ilmu Al-Qur’an,hal 49
[4] Mana’ul
Quthan 1,pembahasan Ilmu Al-Qur'an,hal 72
[6] Prof.
Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, sejarah dan
pengantar ilmu Al-Qur’an,hal 41
[7] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal70
[8] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal73
[9] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal74
[10] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal75
[11] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal75
[12] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal75
[13] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal76
[14] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal77
[15] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal77
[16] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal78
[17] Prof.
Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, sejarah dan pengantar
ilmu Al-Qur’an,hal 54
[18] Mana’ul
Quthan 1,Pembahasan Ilmu Al-Qur’an,Hal78
Langganan:
Postingan (Atom)